Tiga Kategori Ilmu Tauhid dalam Islam

Tiga Kategori Ilmu Tauhid dalam Islam|islam, tauhid, ibadah tiga-kategori-ilmu-tauhid
Islam tidak hanya percaya pada Keesaan Tuhan saja, kami percaya pada tauhid dan ada tiga kategori tauhid yaitu tauhid rububiyah, tauhid al-asma was-shifat, dan tauhid al-ibaadah. Kategori pertama Tauhid rububiyah ini berarti "mengesakan Rabb" atau "mengesakan Allah". Tauhid rububiyah berasal dari kata Arab "Rabb" yang artinya "Tuhan", "Yang Maha Mengurus, Maha Pemberi Rezeki", artinya bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta, Sang Pengurus, Sang Pemberi Rezeki dari segala sesuatu di jagat raya. Segala sesuatu bergantung pada-Nya, tapi Dia tidak butuh apapun dan segalanya, ini disebut sebagai tauhid Al-Rububiyah. 

Kategori kedua yaitu Tauhid. Al-asma was-ahifat, "mengesakan nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT, ini dibagi lagi menjadi 5 sub kategori: 

1.Apapun nama yang kau berikan pada Allah SWT ini haruslah nama yang Dia sendiri berikan pada diri-Nya. Kamu tidak bisa membuat nama sendiri pada Allah. Kamu tidak bisa mengatakan, "Allah adalah Yang Maha Murka". Qur'an memang mengatakan Alllah bisa Murka, tapi ini bukan salah satu nama yang diberikan Allah pada dirinya ataupun Rasulullah berikan kepada Allah SWT.

2. Ketika kau menjelaskan sifat-sifat Allah, kau jelaskan menurut bagaimana Allah menjelaskan-Nya atau bagaimana Rasulullah menjelaskan Allah SWT, kau tidak bisa jelaskan dari pemahaman mu sendiri dan apapun maknanya, kau harus menerimanya. Kau tidak bisa menjelaskan sendiri dan makna mu sendiri tentang Allah SWT. 

3. Kamu tidak bisa memberikan sifat sifat dari ciptaan Allah SWT kepada Allah sendiri. kamu tidak bisa berkata bahwa Allah bisa lupa, nau'dzubillah. Ini adalah sifat dari ciptaan nya. Kau tidak bisa berkata Allah buat kesalahan, seperti ada sebagian kitab suci berkata Tuhan buat kesalahan, nau'dzubillah., ya ini adalah sifat dari ciptaan nya.

4. Kamu tidak bisa memberikan nama dan sifat kepada Allah, kepada apapun dari ciptaan-nya. Kau tidak bisa berkata, "aku tahu seseorang yang Maha Hidup, yang kekal." Ini adalah sifat dari Allah SWT. 

5. Kau tidak bisa memberikan nama Allah, kepada apapun dari ciptaan-nya. Jikalau kau ingin memberikan, kau harus tambahkan abd.. kepadanya. Sebagai contoh: kau tidak bisa berkata, "dia adalah ar-rahim." Tapi Kamu bisa mengatakan Abdurrahim. Dan kamu tidak bisa menambahkan abd- selain kepada Allah. Apapun selain Allah, misalnya kau tidak bisa mengatakan, Abdurrasul, ini tidak dibolehkan. Ini melanggar kategori kedua dari asma was shifat. 

Kategori ketiga tauhid Al-Ibaadah, menjaga keesaan dari ibadah." Ibadah berasal dari akar kata "abd" yang artinya "menghamba, melayami." Kita harus menjaga keesaan dari menyembah Allah saja dan tidak seorang pun. Jika kau mengikuti 2 kategori  yaitu pertama dari tauhid Ar- Rububiyah. Berkata Dia Rabb, Dia Yang Maha Mengurus, Dia Sang Pencipta, dan juga setuju dengan tauhid kategori dua yaitu Asma was shifat, memberikan nama dan sifat baik kepada Allah, tapi jika kau menyembah yang lain selain Allah, maka kau telah melanggar tauhid juga. Sehingga hal tersebut terdapat pada contoh di dalam Qur'an. Dalam Qur'an surat Yunus [10]: 31 . "Ketika kau bertanya pada mereka, siapakah yang memberi rezeki kepada mu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkannya yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?", Mereka akan menjawab: Allah". Maka katakanlah "mengapa kamu tidak bertakwa kepada-nya?" Ini artinya Allah merujuk kepada orang2 Arab pagan di Mekkah dimana mereka percaya Allah dan mengakui sifat-sifatnya tapi mereka menyembah sesuatu selain Allah.

close