Apa Pentingnya Ekskul?

Apa Pentingnya Ekskul?|ekskul penting, ekskul dan akademik, ekskul berprestasi
Apa Pentingnya Ekskul?

Kegiatan belajar mengajar yang menjadi rutinitas di sekolah akan lebih berdayaguna dan berkembang jika diiringi dengan kegiatan-kegiatan yang bisa menambah wawasan siswa dan membangun skill lebih baik. Kepandaian akademik siswa didalam kelas lebih menuntut untuk bekerjanya otak kanan, sedangkan otak kiri yang berhubungan dengan imajinasi dan daya kreativitas belum sepenuhnya terpenuhi. Melihat hal ini maka perlu adanya suatu kegiatan tambahan yang mengarah pada psikomotorik anak didik disekolah, seperti; OSIS, ekstrakurikuler(ekskul), study club, dan organisasi keremajaan lainnya. Kesemuannya itu dimaksudkan untuk memotivasi kepada siswa agar bisa mengeluarkan keinginannya sesuai bakat dan minatnya masing-masing. Pengertian ekstrakurikuler (ekskul) adalah kegiatan tambahan disekolah yang waktunya di luar jam belajar mengajar dalam kelas. 
apa-pentingnya-ekskul
ekskul-itu-penting-karena

Banyak sekali kegiatan yang bisa dimunculkan disekolah yang berhubungan dengan kegiatan ekskul ini, seperti; Pramuka, PMR Pecinta alam remaja, English Club, majelis taklim, dan lain sebagainnya. Biasanya sekolah memberikan waktu khusus untuk kegiatan ekskul ini, contohnya, hari Sabtu sore, hari Minggu atau hari-hari lain setelah jam pelajaran, yang waktu pelaksanaan kegiatannya bisa diatur. Dengan ikut sertanya anak-anak ke dalam kegiatan ekskul ini, diharapkan kepribadian anak menjadi berkembang, anak akan lebih dewasa dalam berpikir, tidak kuper alias kurang pergaulan. Namun yang lebih penting dengan kegiatan ekskul ini, anak-anak harus lebih termotivasi juga dalam belajarnya, sehingga di bidang akademiknya mereka juga lebih berprestasi. Paling tidak, anak-anak yang ikut ekskul dengan yang tidak berkecimpung sama sekali akan kelihatan perbedaan karakternya. Betapa tidak ? di dalam ekstrakurikuler mereka sering bertukar pendapat, bersosialisasi, berdialog memecahkan masalah yang berhubungan pengembangan kegiatan dan tentunya terlatih bisa membuat proposal kegiatan. Sehingga pribadinya menjadi terasah dan tidak gampang canggungan atau minder. 

Anak-anak yang melibatkan diri dalam ekskul dan berprestasi di bidang akademiknya, maka siswa ini bisa dikatakan sebagai siswa “plus”. Hanya saja saat ini masih banyak anak didik yang tidak antusias mengikuti ekskul di sekolah. Ironisnya ada sebagian orangtua yang melarang anaknya melibatkan diri dalam kegiatan ekskul di sekolah. Mereka berpandangan dengan mengikuti ekskul akan mengganggu pelajaran di kelas dan prestasi belajarnya akan menurun. Memang, pendapat demikian tidak semuanya salah, asalkan anak-anak yang melibatkan diri dalam ekskul bisa membagi waktu dan tidak terlalu terbuai secara total mementingkan kegiatannya daripada belajarnya di kelas, maka anak-anak ini akan lebih berprestasi juga dibidang akademik. 

Namun, dengan diberikannya pandangan miring tentang ekskul, maka anak-anak sudah menganggap negatif tentang beberapa ekskul di sekolah. Mereka menjadi antipati, tidak mau repot-repot harus meluangkan waktu untuk berkumpul dengan kelompok kegiatannya, dalam benak mereka hanya buang-buang waktu saja. Hal inilah yang perlu diluruskan dan diberikan pengertian yang lebih bijak. Ini merupakan menjadi tugas sekolah, khususnya pembina ekskul untuk memberikan wejangan maupun pengarahan yang sifatnya membangun pribadi anak agar lebih dewasa dan berkembang dengan mengikuti ekskul. Hal-hal yang patut diwaspadai dan tidak dijadikan kesempatan bagi anak-anak dengan mengikuti salah satu ekskul disekolah. Kenapa? Terkadang ada yang memanfaatkan kegiatan ekskul di sekolah dijadikan ajang mencari pacar bahkan berpacaran, menjadi alasan pada ortu untuk disekolah dulu sepulang sekolah karena dirumah disuruh-suruh membantu pekerjaan, dan alasan lain yang justru membuat citra negatif ekskul itu sendiri. Menurut penulis, hal ini sangat disayangkan apabila kegiatan ekskul dijadikan kesempatan dalam kesempitan.

Oleh sebab itu, perlu kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan para pembina dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, terutama pemantauan terhadap peserta didik pada saat kegiatan perlu terus dilaksanakan, jangan sampai anak diabaikan begitu saja yang penting sudah berjalan. Walaupun semisal pembina tidak bisa mendampingi dalam setiap minggunya, paling tidak dalam sebulan sekali pernah mandampingi anak asuhnya di lapangan, pada saat mendampingi sebisa mungkin memberikan masukan-masukan yang mendorong anak tetap berpegang pada aturan-aturan organisasi ekstra sekolah. Bukan bermaksud mencampuri dan mendikte kegiatan anak-anak namun sebagai fasilitator dan konsultasi bagi anak-anak, tentunya kita punya hak untuk mengarahkan kegiatan anak-anak yang lebih positif. Sebab, sebagai pembina ekstrakurikuler khususnya ditingkat lanjutan atas SMA/SMK haruslah bijaksana, karena anak-anak sudah lebih dewasa dan bisa merumuskan berbagai program kerjanya sendiri, baik program semesteran atau tahunan. Tugas pembina hanya meninjau ulang apakah kegiatan tersebut positif atau malah menjadikan anak tidak berkembang lebih baik ? Dengan berkembangnya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, paling tidak sekolah tersebut akan memiliki generasi muda yang bisa diandalkan. Terutama saat ada lomba-lomba kegiatan di tingkat kabupaten, provinsi bahkan nasional. 

Sekolah tidak akan bingung dan kehabisan stok untuk mengirimkan wakilnya dalam ajang kegiatan tersebut. Seperti; lomba Paskibraka pada saat hari kemerdekaan, jambore Pramuka, jambore PMR, lomba pidato bahasa Inggris, cerdas cermat lalu lintas, gerak jalan, dan lain sebagainya. Melihat pentingnya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, sudah semestinya ada penghargaan khusus bagi anak-anak yang aktif di ekstra kurikuler di bidang akadekminya, sehingga bisa mendorong siswa-siswa lainnya mengikuti ekskul dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah lainnya. Bahkan PTN dalam menerima calon mahasiswa baru lewat PMDK atau jalur undangan ada yang mensyaratkan untuk mempertimbangkan keberadaan anak-anak yang pernah terlibat dalam kepengurusan ekskul atau osis, terutama yang pernah meraih prestasi dalam kejuaraan tingkat kabupaten hingga nasional, di bidang akademik atau non akademik.

Penulis : Sofatul Anam, S.Pd.,M.Pd 
close