Implikasi Benih Hasil Riset (Wayan Supadno)

Implikasi Benih Hasil Riset (Wayan Supadno)|wayan supadno, benih hasil riset, implikasi benih riset, menanam benih hasil riset
Pengalaman IMPLIKASI BENIH HASIL RISET 
(Wayan Supadno)

Saya masih ingat persis nasehat ke saya dari seorang Guru Besar Kampus IPB, saat kuliah ilegal, sekitar tahun 2010. Jika jadi petani mutlak harus menanam benih hasil riset (penelitian) atau biasa disebut inovasi. Dilakukan proses riset agar makin kompetitif hasilnya, makin genjah cepat kembali modal, makin toleran dengan organisme pengganggu tanaman (hama penyakit) tanpa banyak biaya pestisida, makin disukai pasar ( marketable) dan kelebihan lainnya. 

Implikasi-Benih-Hasil-Riset-(Wayan-Supadno)
Benih-Hasil-Riset-Implikasinya

Dengan berjalannya waktu, walaupun nasehat tersebut tanpa diurai lebih detil. Dapat jawaban penjabarannya, tentu setelah menjalani jadi petani. Di kebun maupun sawah saya kaji ulang, diambil ilmu hikmahnya jadi bekal menyempurnakan langkah berikutnya. 
Di antaranya adalah ; 
1. Makin kompetitif. Artinya biaya pupuk tanam sawit misalnya. 
A. Benih asalan varietas Dura biaya pupuknya Rp 96.000/pkk/tahun hanya dapat 100 kg TBS/pkk/tahun atau setara 14 ton/ha/tahun rendemen hanya 18%. HPP nya dari pupuk saja Rp 960/kg TBS. Mahal sekali. 
B. Benih legal Puslit varietas Tenera (DXP). Biaya pupuknya sama Rp 96.000 dapatnya 200 kg/pkk/tahun. Atau setara 28 ton TBS/ha/tahun rendemen bisa 25%. HPP dari pupuk hanya Rp 480/kg TBS.

2. Makin genjah cepat ROI. Artinya cepat berbuah dan hasilnya ada laba mempercepat kembali modal. 
A. Tanam Alpukat atau Durian dari biji. Paling cepat 8 tahun baru buah produktif. Itupun belum tentu sesuai aslinya. Karena bisa jadi ada proses mutasi akibat penyerbukan silang oleh serangga. 
B. Tanam Alpukat dan Durian dari okulasi mata tempel atau sambung pucuk. Paling lama 3,5 tahun sudah buah lebat membawa laba mengembalikan investasinya. Mutu buah lebih asli sesuai indukannya yang diambil entresnya. 

3. Makin toleran hama penyakit dan terserap pasar. Artinya tiap penelitian selalu berusaha agar hasil risetnya bermanfaat nyata bagi umat manusia. Agar bermanfaat maka mengarah yang tahan penyakit dan mudah dijual, itu yang dipertahankan dan dikembangkan. 
Misal sawit hasil risetnya yang tahan dari ancaman jamur Ganoderma, paling ditakuti petani. Alpukat kekinian yang paling tidak harus ditandai banyak ulat jika berbuah. Durian yang tidak mudah mati karena jamur berbahaya pada pertengahan umur produktif. 
Salam
Wayan Supadno 
Pak Tani.
close