Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme|kelebihan konstruktivisme, kekurangan teori konstruktivistik, teori belajar konstruktivisme
Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme
1. Berpikir : Dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan. 
2. Paham : Oleh karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. 
3. Ingat : Oleh karana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kepahaman mereka. Justru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru. 
4. Kemahiran sosial : Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru. 
5. Seronok : Oleh karena mereka terlibat secara terus, mereka paham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sehat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru. 

kelebihan-dan-kekurangan-teori-belajar-konstruktivisme
kelebihan-dan-kekurangan-teori-belajar-konstruktivisme

Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme
1. Dalam proses belajarnya peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung. 
2. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ahli sehingga menyebabkan miskonsepsi. 
3. Konstruktivistik menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda. 
4. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreativitas siswa. 

Implikasi dari Teori Belajar Konstruktivisme 
dalam Pendidikan Anak
1. Tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. 
2. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari. 
3. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
close